Aku mencintaimu secara natural.
Ku mulai dengan satu langkah, dua, tiga,empat hingga akhir hayat.
Aku mencintaimu secara cacah.
Sebelum kumulai satu langkah itu, sama sekali aku belum mengenalimu.
Aku mencintamu secara bulat.
Menerimamu apa adanya, positif negatif dirimu, apa adanya.
Aku mencintaimu secara rasional.
Dapat kubuktikan kepadamu, betapa pentingnya dirimu bagi diriku.
Aku juga mencintai dirimu secara irasional.
Banyak hal yang tak mampu kuungkapkan, seberapa pantaskah diriku bagi dirimu.
Aku mencintaimu secara riil.
Sebab aku mencintaimu dengan rasional dan juga irasional.
Aku mencintaimu secara kompleks.
Ada perkara imajiner yang melengkapi diriku dan juga dirimu, tentunya.
Aku mencintaimu secara transenden.
Walau banyak masalah tak terselesaikan secara aljabar, aku tetap mencintaimu.
Aku mencintaimu secara biner.
Tak perlu berpanjang lebar. Cukup kau katakan, Ya atau Tidak.
Bahwa kau juga sama, mencintai diriku.
Ku mulai dengan satu langkah, dua, tiga,empat hingga akhir hayat.
Aku mencintaimu secara cacah.
Sebelum kumulai satu langkah itu, sama sekali aku belum mengenalimu.
Aku mencintamu secara bulat.
Menerimamu apa adanya, positif negatif dirimu, apa adanya.
Aku mencintaimu secara rasional.
Dapat kubuktikan kepadamu, betapa pentingnya dirimu bagi diriku.
Aku juga mencintai dirimu secara irasional.
Banyak hal yang tak mampu kuungkapkan, seberapa pantaskah diriku bagi dirimu.
Aku mencintaimu secara riil.
Sebab aku mencintaimu dengan rasional dan juga irasional.
Aku mencintaimu secara kompleks.
Ada perkara imajiner yang melengkapi diriku dan juga dirimu, tentunya.
Aku mencintaimu secara transenden.
Walau banyak masalah tak terselesaikan secara aljabar, aku tetap mencintaimu.
Aku mencintaimu secara biner.
Tak perlu berpanjang lebar. Cukup kau katakan, Ya atau Tidak.
Bahwa kau juga sama, mencintai diriku.